SMK PGRI 2 Bogor Jadi Contoh Pencegahan ABH di Lingkungan Sekolah
Rosalee Donahue (2025-05-09)
En respuesta a marianohewitt

Mengenal ABH: Siapa dan Mengapa Mereka Rentan?
Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada anak-anak di bawah usia 18 tahun yang tersangkut permasalahan hukum. Mereka bisa menjadi pelaku, korban, maupun saksi dari tindak pidana. Di banyak kasus, ABH kerap berasal dari latar belakang keluarga tidak harmonis, lingkungan sosial yang kurang mendukung, atau kurangnya edukasi mengenai konsekuensi hukum dari tindakan mereka.Kegiatan penyuluhan hukum yang dilakukan di smk pgri 2 bogor menjadi sangat penting, karena memberikan wawasan langsung kepada siswa mengenai batas-batas hukum yang berlaku. Para siswa diajak untuk lebih memahami bahwa kebebasan bertindak harus diimbangi dengan tanggung jawab hukum. Diharapkan, mereka menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing dan mampu menghindari tindakan-tindakan yang berpotensi menjerumuskan mereka ke jalur hukum.

Pendekatan Humanis dalam Pencegahan ABH
Langkah yang diambil oleh petugas Bapas ini merupakan salah satu bentuk pendekatan humanis yang mengedepankan pencegahan dibanding penindakan. Edukasi dilakukan secara dialogis dan interaktif, sehingga para siswa dapat bertanya dan berdiskusi langsung dengan narasumber dari Bapas. Ini juga membuka ruang komunikasi yang sehat antara remaja dan otoritas hukum, yang selama ini seringkali dianggap kaku atau menakutkan oleh generasi muda.Dalam penyuluhan tersebut, siswa diberikan pemahaman bahwa lembaga seperti Bapas tidak hanya bertugas melakukan pembinaan terhadap pelanggar hukum, tetapi juga menjadi mitra dalam mencegah agar tidak terjadi pelanggaran sejak awal. Petugas juga menyampaikan bahwa semua anak memiliki potensi untuk sukses asalkan mereka mau menjauhi pergaulan bebas, narkoba, dan kekerasan.

Peran Sekolah dan Keluarga dalam Menekan Kasus ABH
Kegiatan yang digelar di SMK PGRI 2 Bogor juga menekankan pentingnya peran sekolah dan keluarga dalam mengurangi angka kasus ABH di Kota Bogor. Sekolah bukan hanya tempat belajar formal, tetapi juga menjadi ruang pengasuhan kedua setelah rumah. Guru dan staf sekolah memiliki peranan penting dalam mengawasi serta membimbing karakter siswa secara menyeluruh.Sementara itu, keluarga tetap menjadi pilar utama dalam pembentukan karakter anak. Tanpa dukungan moral, kasih sayang, dan pengawasan dari orang tua, anak akan lebih mudah tergelincir ke dalam pergaulan bebas dan tindak kriminal. Oleh karena itu, sinergi antara sekolah, keluarga, dan lembaga negara seperti Bapas perlu terus ditingkatkan agar program pencegahan ABH tidak hanya berlangsung sesaat, tetapi menjadi bagian dari budaya pendidikan yang berkelanjutan.
Versión Informática de Investigación y Docencia - ISSN 1514-2469. Incluida en el Catálogo de Latindex. Licencia
Esta obra está bajo una licencia Creative Commons.